|
NTB salah satu Propinsi yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup
tinggi, jumlah penduduk yang tinggi mengakibatkan pembangunan yang tidak
merata, terutama didaerah-daerah pelosok desa, dengan demikian muncul beberapa
hal yang dikawatirkan, seperti rendahnya tingkat pendidikan dan jumlah
pengangguran yang tinggi.
Semua ini di sebabkan masalah uang/ekonomi rendah, anak putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena “tidak ada biaya”. Padahal bukan menjadi alasan jika orang tua mereka kereatiaf dan mau. Dunia peternakan memberikan jalan keluar jika ada mau . Kenapa demikian ?. |
Ya, semua masalah akan selesi jika
ada mau. Yaitu dengan budidaya ternak,
beternak akan meningkatkan asupan perotei hewani yang dibutuhkan manusia dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Jika kita mau beternak ayam/itik, kambing,
sapi dan lainnya, akan memberikan kontribusi berupa telur, susu dan daging.
Sekarang tinggal kita sendiri mau memilih yang mana?.
Beternak ayam atau itik, harnga
lebih murah dan pelaksanaannya sederhan saja, tidak perlu banyak, cukup 5 ekor
atau 10 ekor saja, jika anak kita masih di TK atau SD, jika diasumsikan
produksi telurnya 7 atau 8 butir/hari, selain tidak menyusahkan keluarnga, tetang pangan juga
memberikan tambahan keuangan keluarnga. dari 8 butir telur yang dihasilkan
setiap hari dapat dijual 5 butir dari sisa yang dikonsumsi, pendapatan perhari 5 butir x Rp 1000 = Rp
5000/hari, Rp 150.000/ bulan dan Rp. 1.800.000/tahun. Hasilnya Sudah lebih dari
cukup untuk biaya anak TK atau SD. Semakin tinggi tingkat pendidikannya tinggal
menambah populasi ternak. Masalah pakan( makanan), kita bisa memfaatkan limbah-limbah
pertaian (dedak) dan limbah rumah tangga ( nasi/ aking, sayuaran dll). Ini gambaran kecil implementasi dunia peternakan,
sekarang tinggal kita yang menentukan. sudah lama nenek moyang telah menawarkan
jalan keluar ini.
Foto peternakan ayam arab di desa sepit
Apalagi bila kita mau memelihara ternak yang lebih banyak lagi atau
ternak kecil dan atau ruminansia lainnya.
Sektor pertanian dan peternakan,
memiliki andil yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
disamping pertanian memberikan sumbangan makanaan pokok, tetapi degan semua itu belum mampu memenuhi semua
nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia.
Seperti pernyataan salah satu guru besar fakultas peternakan Universitas
mataram Prof.Ir. Suhubdy, Ph.d, yaitu Kebijakan yang cenderung mengutamakan dan
memperbanyak stok beras sebagai Staple
food (makanan pokok) telah membawa keterpurukan generasi. Beras (padi)
ternyata tidak mampu membendung busung lapar dan gizi buruk anak bangsa. Padahal
kita semua percaya dan memaklumi bahwa sebutir telur ayam lebih lengkap kandungan
dan kualitas gizinya ( Protein dan energinya) dibanding dengan satu kilo beras.
Jika asupan nutrisi makanaan yang
dikonsumsi baik, maka kesehatan jasmani dan peningkatan kualitas SDM bangsa
akan meningkat. Ajakan orang-orang terdahulu tidak hanya memberikan pendapatan,
ternyata menciptakan Masyarakat yang
Kesehatan, karena asupan makanannya
bergizi, yang bisa diperoleh dari peternakan, jika pendapatan meningkat dan
manusia sehat, sebangai pendukung terciptanya manusia yang cerdas.